Mari kita hadapi kenyataan, lanskap ponsel pintar telah menjadi sedikit… dapat diprediksi. Lini Galaxy Samsung mengulang tema-tema yang sudah dikenal, iPhone Apple menyempurnakan formula yang sudah ada, dan meskipun kedua perusahaan tersebut adalah raksasa, tentu saja ada kesan “sudah pernah melakukannya”.
Kehebohan sesungguhnya di bidang ponsel pintar datang dari Tiongkok Timur. Merek seperti Xiaomi , Oppo , dan Vivo terus berinovasi—tidak hanya dengan ponsel pintar tradisional tetapi juga dengan format yang lebih baru seperti ponsel lipat. Jadi, apa yang membuat merek Tiongkok ini menonjol dari yang lain? Mari kita bahas.
1. Telepon untuk semua orang
Merek ponsel pintar asal Tiongkok mengutamakan nilai dan memberikan apa yang diinginkan pengguna. Mereka memahami keinginan akan spesifikasi unggulan tanpa banderol harga yang mahal. Contohnya Xiaomi 14T Pro . Ponsel ini dilengkapi prosesor papan atas, layar AMOLED, kualitas pembuatan premium, dan sistem kamera buatan Leica, semuanya dengan harga yang kompetitif, yaitu $550.
Para gamer juga dimanjakan dengan berbagai pilihan seperti seri Poco F yang bertenaga, jajaran GT dari Infinix yang berperforma tinggi, dan seri Neo dari iQOO yang berfokus pada pengalaman imersif dengan perangkat lunak dan aksesori khusus. Bagi penggemar fotografi, Vivo dan Xiaomi menawarkan perangkat seperti X200 Pro dan 14 Ultra, yang pada dasarnya merupakan studio berukuran saku dengan sistem kamera canggih.
Bukan berarti Samsung, Apple, atau Motorola tidak punya pilihan dalam rentang harga yang sama, tetapi variasi dan spesialisasi yang dihadirkan merek-merek China membuat mereka lebih menarik.
2. Inovasi Melampaui Spesifikasi
Merek ponsel pintar Tiongkok juga menonjol karena kemauan mereka untuk bereksperimen dan mendorong batasan teknologi. Mereka sering kali menjadi yang pertama mengadopsi fitur-fitur terbaru, menjaga ponsel mereka tetap segar dan inovatif.
Ponsel lipat, yang dulunya merupakan ceruk pasar, mengalami kemajuan signifikan dari perusahaan-perusahaan Tiongkok. OnePlus Open, misalnya, menerima pujian sebagai ponsel lipat terbaik di pasaran, berkat desainnya yang ramping dan fitur-fitur perangkat lunak yang inovatif. Demikian pula, Huawei telah membawa teknologi ponsel lipat selangkah lebih maju dengan meluncurkan ponsel lipat tiga pertama di dunia .
Sementara itu, Samsung, pelopor dalam kategori tersebut, masih berupaya membuat perangkat lipatnya lebih ramping, dan Apple dikabarkan tengah menjajaki kategori tersebut.
Teknologi pengisian daya cepat merupakan bidang lain yang mengalami perkembangan pesat. Merek seperti Xiaomi dan Realme terus melaju dengan kecepatan pengisian daya yang dapat mengisi penuh daya ponsel hanya dalam hitungan menit.
Misalnya, pengisian daya cepat 240W milik Realme pada GT Neo 5 dapat mengisi daya perangkat dari 0 hingga 100% hanya dalam 10 menit. Sementara itu, Apple masih mengirimkan iPhone seharga $1200 dengan kecepatan pengisian daya maksimum 30W.
3. Kamera
Fotografi telah lama menjadi landasan dominasi ponsel pintar Apple. Terkenal karena mampu mengambil gambar yang menakjubkan, iPhone Apple secara konsisten telah menetapkan standar yang tinggi.
Namun, situasinya berubah. Merek-merek Tiongkok, khususnya Huawei, Xiaomi, dan Vivo, membuat langkah besar dalam teknologi kamera. Misalnya, Huawei Pura 70 Ultra, menduduki puncak uji kamera DxOMark, bahkan melampaui iPhone 16 Pro Max. Merek-merek ini tidak hanya menyamai kinerja Apple, tetapi dalam beberapa kasus, bahkan melampauinya.
Faktor utama yang mendorong lonjakan ini adalah kemitraan strategis dengan produsen kamera ternama. Tidak seperti merek lain, yang hanya mengandalkan teknologi internal, merek Tiongkok berkolaborasi dengan raksasa industri seperti Leica dan Hasselblad. Kemitraan ini memungkinkan mereka memanfaatkan optik kamera dan teknik pemrosesan gambar yang canggih, sehingga menghasilkan kualitas gambar yang unggul.
Kolaborasi Vivo dengan Zeiss dan kemitraan Xiaomi dengan Leica adalah contoh utama dari tren ini. Xiaomi 14 Ultra, khususnya, hadir dengan perangkat kamera khusus untuk menghasilkan foto yang lebih halus dan tampak profesional.
Seiring makin ketatnya persaingan, akan menarik untuk melihat bagaimana Apple merespons dan apakah perusahaan itu akan terus mempertahankan posisi kepemimpinannya dalam fotografi telepon pintar.
4. Namun…
Meskipun memiliki kekuatan yang mengesankan, merek telepon pintar China menghadapi tantangan yang dapat memengaruhi pertumbuhan jangka panjang mereka.
Salah satu masalah utama adalah pembaruan perangkat lunak dan pengalaman pengguna. Meskipun perangkat kerasnya sering kali sangat bagus, ponsel merek China sering kali dilengkapi dengan perangkat lunak yang berantakan dan penuh dengan bloatware serta mengalami pembaruan yang tidak konsisten. Sementara merek seperti OnePlus telah menyederhanakan perangkat lunak mereka untuk pengalaman yang lebih baik, merek lain masih tertinggal dalam hal ini.
Dukungan perangkat lunak jangka panjang masih menjadi titik lemah. Tidak seperti Apple dan Samsung, yang menawarkan pembaruan selama beberapa tahun untuk iPhone mereka, merek-merek Tiongkok sering kali menyediakan dukungan pasca pembelian yang terbatas. Hal ini dapat membuat pengguna memiliki perangkat lunak yang ketinggalan zaman dan keamanan yang berkurang lebih cepat dari yang mereka duga.